Kamis, 03 Februari 2011

Kenangan indah Parjo dan Ngatiyem..

Kami memang pasangan yang unik. Menjalani hubungan yang serius tapi tetap santai. Awal-awal kami jadian penuh dengan kegembiraan dimana sifat satu sama lain belum dikenal, tetapi bukan itu tujuan kami berpacaran. Kami berpedoman untuk berpacaran lebih mengenal sifat buruk masing-masing. Keburukan sifat kami inilah yang nantinya akan menjadikan pembelajaran dan pengenalan karakter satu sama lain di kemudian hari. Memang hal itu tidak mudah dilakukan, butuh kesiapan dalam menemukan sifat-sifat tersebut. Tapi kami tetap menjalani dengan sabar dan terus belajar.

Semakin lama hubungan kami dijalani, sifat-sifat tersebut pun perlahan-lahan muncul dengan alami. Sifat dan sikap kami yang selama ini di tutupi pun perlahan-lahan terbuka, untuk itu kita perlahan-lahan mempelajari sifat dan sikap tersebut. Banyak kendala yang kami hhadapi dalam proses belajar itu, kita sering berantem, ngambek, kadang sampe di selesasikan sama ibu. Ibu adalah orang yang paling berjasa dalam hubungan kami. Beliau sangat mendukung hubungan kami sampai-sampai kalau ada masalah yang tidak bisa di selesaikan berdua, maka ibu yang menjadi penompang kami. Banyak nasihat yang ibu berikan untuk kelancaran hubungan kami, pelan-pelan ibu memberikan nasihat dan nasihat tersebut pun kami terapkan. Memang kami menyadari kalau pemikiran kami masih belum dewasa, sehingga lebih condong mengutamakan logika dan emosional dan hal tersebut yang memicu adanya hubungan yang tidak baik.

Proses belajar untuk mempelajari karakter tidak pernah berhenti kami lakukan, baik sifat buruk maupun sifat baik. Setiap bulannya kita selalu menginstropeksi sifat masing-masing baik secara personal maupun global. Kadang saat mengatakan kekurangan orang lain, ada rasa takut bahwa saya mempunyai kekurangan tersebut juga. Tetapi itulah belajar, kita belajar untuk mengkritik tapi di sisi lain kita berkaca atas kekurangan itu. memperbaiki kekurangan itu gak gampang lho, saya butuh berbulan-bulan dan tentunya ada proses brantem dulu baru mau berubah. Inilah sikap ngatiyem yang menurut saya begitu hebat.

Ngatiyem adalah sosok yang cantik dan loyalitas tinggi. Apapun dilakukannya untuk melakukan yang terbaik. Loyal terhadap keluarga, teman maupun pacar adalah kebiasaan dia dari dulu. Saya banyak belajar dari ngatiyem ini, dan banyak hal baru yang saya dapat dari seorang ngatiyem. Karakter dia yang tegas membuat dia menjadi panutan di keluarga nya, setiap ada masalah keluarga maka ide-ide dia lah yang membuat masalah tersebut bisa di selesaikan. Keluarga ngatiyem sangat penyayang. Ibu dan ayah selalu mengajarkan kepada uni, uda, dan ngatiyem untuk saling menjaga hubungan saudara. Pesan itu selalu di ingat ngatiyem dan pernah di bicarakan ke saya untuk tetap menjaga hubungan saudara. Ngatiyem dan keluarga yang menjadikan hidup hubungan kami lebih berwarna.

Memang dalam berhubungan itu selalu ada intrik di dalamnya. Satu sama lain tetap menjaga hubungan agar terus berlanjut. Sikap mengalah, mengerti dan memahami merupakan landasan utama dalam menjaga hubungan itu. Kenyaman merupakan point utama dalam menjalin sebuah hubungann, kalau rasa nyaman itu ada maka rasa sayang dan cinta itu akan timbul dengan sendirinya. Nah untuk mendapatkan kenyamanan itu hanya bisa di rasakan dari setiap pasangan, gak bisa di paksa atau di bohongi. Mungkin saat di awal berhubungan kita merasa nyaman tetapi jika semakin lama kenyamanan itu berkurang maka di butuhkan komunikasi 2 arah. Mungkin inilah yang menjadi kekurangan kami dalam menjalin hubungan ini.

Kami memiliki hubungan komunikasi yang kurang sebab saya berada di Bandung. Komunikasi kami hanya sebatas sms dan telepon, dan tidak seperti orang pcaran lain dimana setiap malam minggu selalu malam mingguan. Kami menyadari kekurangan itu dan di butuhkan adaptasi dengan situasi seperti ini. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menjaga hubungan agar tetap lancar, tetapi apa daya rencana Allah swt. pun menjawab lain.

Kami di hadapkan dengan masalah-masalah kecil tapi tidak di selesaikan dengan baik sehingga permasalahan tersebut tidak pernah terselesaikan. Kami belajar dan terus belajar dari setiap permasalahan yang kami hadapi tetapi pembelajaran kami ini belum lulus. Saya selalu membuat kesalahan yang sama sehingga ngatiyem pun geram menghadapi saya. Saya pun terus memperbaiki kesalahan tersebut. Perkembangan saya pun menurun dan akhirnya kami pun sering berantem karena sering melakukan kesalahan yang sama. Ada rasa kesal di hati kenapa saya tidak bisa memperbaiki kesalahan yang saya buat. Itulah yang membuat krikil-krikil tajam dalam hubungan kami.

Tidak hanya itu saja, ngatiyem pun juga ada kekurangan yang terus menerus diperbaiki. Dari sisi pemikirannya dan sikapnya. Dia lebih sering mengambil keputusan di saat sedang emosi sehingga keputusan tersebut tidak menjadikan solusi yang baik. Akhirnya pun pemikiran yang di sampaikan menjadi bumerang dalam permasalahan yang kami hadapi. Tegas itu perlu, tapi ada saat nya permasalahan yang di hadapi dengan kepala dingin. Inilah yang menjadii tambahan krikil-krikil tersebut.

Permasalahan-permasalahan pun terus mendatangi kami, dan pada akhirnya kami kalah. Hubungan kami pun makin tidak terkontrol, dan kami lebih condong diam dalam menghadapi masalah dan itu merupakan solusi terburuk. Inilah yang kami hadapi sekarang, mempertahankan sifat itu masing-masing. Dan jalan untuk BUBAR pun di ambil.

Berat untuk mengakhiri hubungan ini, tapi mungkin inilah jalan yang terbaik di tempuh. Mungkin dengan jalan ini, kita berdua bisa saling lebih dewsa lagi dalam bersikap dan berpikir. Inilah PR baru untuk kita berdua, mungkin dengan bisa menyelesaikan PR ini kita berdua bisa mendapatkan pasangan yang jauh lebih baik lagi dan menjadikan kekurangan di hubungan kemarin menjadi guru yang terbaik. Hubungan pacaran mungkin sudah berakhir tapi hubungan silaturahmi tidak akan pernah terputus. kami akan terus berusaha berkomunikasi meski situasi saat ini belum kondusif.

Kami juga berterima kasih kepada teman-teman atas bantuan di saat kita sedang beranten kalian sering memberikan masukkan dan jasa kalian gak pernah kami lupakan. Semoga suatu saat nanti kami bisa bertemu lagi.. Amiinn..

*Cerita ini saya dedikasikan kepada Dopi untuk menembus janji saya dalam menceritakan perjalanan Ngatiyem dan Parjo.. Keep your Smile, Dopi.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar